Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

DK: Boys Sale Charity Project (BSCP) 2

Boys Sale Charity Project (BSCP) 2 merupakan aksi lanjut dari BSCP 1 yang diceritakan di sini . Turut senang ketika anak-anak sangat menikmati proses belajar ini. Walaupun lelah karena mengukur sebuah pakaian membutuhkan mata teliti dan jeli saat menggunakan metelin. Ketika menuliskan ukuran-ukuran tersebut di setiap pakaian juga memerlukan ketekunan yang tidak sebentar. Dan tak jarang the boys ini saling berdebat antara ukuran yang benar, atau cara melipat yang benar, atau juga siapa yang sudah melipat siapa yang sudah mengukur. Begitulah.. Para pemesan sangat berminat dengan proyek ini dan menyampaikan untuk diadakan lagi. Di saat yang bersamaan, ada cerita dari Ibu Ines Setiawan yang beberapa waktu sebelumnya berkunjung ke Kepulaian Mentawai bersama timnya. Mendengarkan cerita Ibu Ines, tak hanya the boys, namun para emak pun tersentuh. Dengan harapan dapat membantu teman-teman di Mentawai melalui BSCP, maka the boys pun mengadakan BSCP2. Pakaian layak pakai dari beber

Ketika Tantrum Anin Datang

Gambar
Usia 2-3tahun adalah masa dimana sang anak mulai mengenal berbagai macam emosi yang bergejolak terasa di dalam tubuhnya, termasuk emosi kekecewaan. Terkadang kita sebagai orangtua lebih banyak memandangnya dan memberinya label bandel, nakal, ribet, dan berakhir dengan merepotkan dan melelahkan. Sementara, sang anak sedang berusaha keras dalam proses belajarnya. Dikutip dari Colorado State University Extension, R.J. Fetsch and B. Jacobson mengatakan bahwa tantrum biasanya terjadi pada usia 2 sampai 3 tahun ketika anak-anak membentuk kesadaran diri. Balita belum cukup memahami kata "aku" dan "keinginan dirinya" tetapi sangat mudah untuk tahu bagaimana memuaskan apa yang diinginkan. Tantrum adalah hasil dari energi tinggi dan kemampuan yang tidak mencukupi dalam mengungkapkan keinginan atau kebutuhan "dalam bentuk kata-kata" Tahun ini Anin menginjak usia 2 tahun. Dengan sifat Anin yang gigih dan teguh, tantrumnya lebih sering muncul dibanding

Compassionate Parenting with Gobind Vashdev

Gambar
Setelah sekian lama, akhirnya kami dipertemukan dengan Pak Gobind Vashdev beserta keluarganya, Mba Tika dan Rigpa. Dan seperti rumor yang terdengar bahwa beliau tidak mengenakan alas kaki, itu sangat benar. 5tahun sudah beliau menjalaninya. Juga termasuk tidak lagi menggunakan bahan kimia sabun dan shampo untuk membersihkan diri. Aku diberi kesempatan oleh alam semesta untuk menyegarkan kembali dan menimba ilmu pengetahuan baru \tentang pola asuh anak atau parenting. Materi yang dibawakan Pak Gobind adalah Compassionate Parenting, atau jika dibahasa-Indonesiakan kurang lebihnya adalah "Pola Asuh Anak yang Welas Asih". Welas Asih, jika diartikan word by word adalah penuh kasih sayang. Namun justru dibalik dua kata itu mengandung pengertian bahwa welas asih tidak berarti kasih sayang yang lemah lembut melainkan bisa cinta yang tegas dan kuat. "FOCUS ON YOURSELF" Dalam seminar ini bukan lalu ujug-ujug membahas tips dan trik menghadapi anak kita dalam keseharian. Nam