Ketika Tantrum Anin Datang

Usia 2-3tahun adalah masa dimana sang anak mulai mengenal berbagai macam emosi yang bergejolak terasa di dalam tubuhnya, termasuk emosi kekecewaan.
Terkadang kita sebagai orangtua lebih banyak memandangnya dan memberinya label bandel, nakal, ribet, dan berakhir dengan merepotkan dan melelahkan.
Sementara, sang anak sedang berusaha keras dalam proses belajarnya.

Dikutip dari Colorado State University Extension, R.J. Fetsch and B. Jacobson mengatakan bahwa tantrum biasanya terjadi pada usia 2 sampai 3 tahun ketika anak-anak membentuk kesadaran diri. Balita belum cukup memahami kata "aku" dan "keinginan dirinya" tetapi sangat mudah untuk tahu bagaimana memuaskan apa yang diinginkan. Tantrum adalah hasil dari energi tinggi dan kemampuan yang tidak mencukupi dalam mengungkapkan keinginan atau kebutuhan "dalam bentuk kata-kata"




Tahun ini Anin menginjak usia 2 tahun.
Dengan sifat Anin yang gigih dan teguh, tantrumnya lebih sering muncul dibandingkan dengan kakaknya di usia yang sama. Ketika keinginannya belum dapat terpenuhi maka Anin akan berusaha dengan segala upaya untuk terpenuhi, apalagi jika kondisi tubuh dan mood sedang kurang nyaman.
Tantrum Anin terbilang tidak terlalu parah. Biasanya sikap tantrum Anin adalah berteriak, menangis, dan terakhir kadang-kadang menarik bajuku.





Aku membiasakan untuk selalu menomorsatukan memeluk, diskusi, dan tatap mata.
Terutama saat menghadapi situasi tantrum ini.


Diskusi dalam hal ini adalah mengajaknya bicara dengan kata-kata singkat, to the point, pertanyaan pilihan, dan berakhir dengan kesepakatan sesuatu hal.
Ketika melanggar kesepakatan biasanya aku akan mengajak Anin menenangkan diri terlebih dahulu beberapa saat dan aku menemaninya.
Sesaat kemudian, biasanya Anin akan tenang dan mengajakku berbicara.
Diskusi dan tatap mata kembali dilakukan dan diakhiri dengan pelukan.

Jika level tantrum lebih tinggi, biasanya aku tunggu hingga Anin tenang.
Memeluk atau hanya memandangnya, tergantung sikap tubuh Anin akan mengiyakan atau tidak.  Yang penting hanyalah menemani ketika Anin sedang menangis sejadinya.

Kesabaran dan kekuatan hati memang menjadi bekal kuat di saat-saat ini.
Justru tugas kita adalah membantu anak-anak untuk menghadapi sesuatu yang baru yang terjadi dalam jiwa, pikiran, dan tubuh mereka.



-Tuhan Memberkati-


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BOOK: Day by Day with My Son

Motivasi Berserah Diri

Dua Guru Kecilku