The Journey

Halo. Selamat datang.
Salam kenal semuanya.
Terima kasih sudah berkunjung di web ini.

Sejak 2009, blog ini menjadi saksi hidup perjalanan hidup kami sekeluarga. 
Judul awal blog ini adalah "Warna-Warniku" lalu berubah menjadi "Warna Warni Kami" dengan hadirnya buah hati kami.

Hingga saat ini 2024, blog ini mengikuti proses bertumbuhnya kami dan berubah judul menjadi "Pendidikan Rumah". Judul yang menurutku sangat tepat dengan apa yang menjadi proses belajar kami.


Di sinilah awal perjalanan kami...

The Journey adalah sebuah perjalanan hidup.
Dari awal sendiri, berdua, dan hingga berempat sekarang ini.

Banyak perubahan dalam hidup.
Banyak pula hikmah yang didapat dalam perjalanan ini.
Warna-Warniku .. yang tadinya hanya bercerita tentang aku saja
Warna-Warni Kami.. bertumbuh bersama dengan seorang Abimanyu yang luar biasa disusul Anindhita yang menceriakan keseharian keluarga ini. 

Orang biasa memanggilku Lia. Waktu kecil pernah juga dipanggil Ling-Ling.
Aku lahir tanggal 1 Mei di RS. Bersalin "Gayatri" di Jalan Kaliurang Km.7 Yogyakarta yang sekarang sudah berganti menjadi toko minyak curah.

Kata mama, waktu kecil aku susah minum susu, suka naik pohon/atap, suka iseng, tomboy, berani, rajin siramin tanaman, suka ikut ke pasar, mudah bergaul, sering sakit, dan kurus banget. Memandang hal ini di sudut pandang sekarang sebagai seorang Ibu bisa menjadi hal yang lucu. Apalagi setelah mengamati perkembangan anak-anak. 

Dulu, karena mama harus bekerja dan papa sekolah S2 di Philippines, maka aku dan mbak dititipkan ke tetangga, Almarhum Mbah Kromo.
Setiap hari mama bangun jam 4.00 wib, siapkan semua kebutuhan mbak dan aku, siapkan urusan kantor, antar kami ke rumah Mbah Kromo, lalu ke kantor.

Begitu juga ketika pulang, jemput kami lalu pulang, beresin rumah, tidurkan kami, cuci setrika dll, siapkan kerjaan kantor untuk besok, baru mama bisa istirahat.

Makasih ya mama.... Sungguh indah kasihmu.

Selama 23 tahun aku menikmati masa sekolah di Jogja.
Dari TK dekat rumah, karena aku belum cukup umur. 
Lanjut SD Negeri Serayu 1 - SMP Negeri 1 - SMA Negeri 6 - dan Teknik Sipil UGM.

Papa berangkat dari keluarga yang berjuang keras untuk sekolah. Dan beliau adalah seorang akademisi sehingga menuntut kami untuk sekolah di sekolah negeri yang mana di Jogja adalah dianggap sebagai sekolah unggulan saat itu.


Setelah lulus kuliah, aku mulai bekerja di Jakarta September 2004, setelah wisuda di Bulan Agustus. 

Merasakan hiruk pikuk nya kota Jakarta yang menjadi pengalaman baru hingga pada akhirnya mau tidak mau harus dijalani. Naik angkot berjam-jam karena macet, panas dan serabutan, cari kost, berhemat, bertemu berbagai macam orang yang jauh lebih bervariasi daripada yang aku temukan di Jogja. 
 
Impresi pertama saat aku pertama kali bekerja adalah segalanya mulai dari nol.
Seolah masa pendidikan yang kita alami di tahun-tahun sebelumnya tidak secara langsung dapat digunakan dan sepertinya hal ini dialami kebanyakan fresh graduate di Indonesia ini.

Hal ini menjadi pencerahan diriku ketika memutuskan bentuk pendidikan untuk anak-anak.

Aku bekerja di Perusahaan Konsultan Teknik Sipil dan Manajemen.
Dari staf marketing tahun 2004 sampai Chief Technical Marketing tahun 2008.

Tahun 2007, aku menikah dengan teman masa kecilku, Aji.
Tak terasa sudah 14 tahun menjalani lika-liku kehebohan sebuah keluarga.




1 February 2009, Tuhan mempercayakan anak laki-laki ganteng dan namanya "Christophorus Abimanyu Raka Wijaya" 
Cerita tentang Abimanyu inilah yang mendominasi blog ini.

Tahun 2007 kami tinggal di kontrakan 4x7 m2 di Blok A Jakarta Selatan. Setelah Abi lahir sayangnya Abi tidak bisa tinggal bersama kami di Jakarta karena mengalami alergi yang perlu diperhatikan seksama. 

Akhir Tahun 2009, kami membeli rumah di Graha Raya Bintaro.
Sementara Aji mendapatkan kesempatan bekerja di Surabaya.

Terpisah di 3 kota menjadi titik balik yang sangat menampar saat itu.
Aku di Jakarta bekerja. Aji di Surabaya bekerja. Abi di Jogja diasuh Eyang.


Uji coba Abi di rumah bintaro di akhir tahun 2010 memberikan kelegaan yang mendalam untukku. Karena dia bahagia dan sehat-sehat.

Kuputuskan untuk resign di akhir tahun 2011 dan memboyong Abi ke Jakarta.
Aji juga sudah pindah kerja di Jakarta.

Ayem rasanya.
Aku menemukan ketentraman dan kesuksesan bersamaan mendapatkan berkat ini.


Tahun 2015 Tuhan kembali mempercayakan kepada kami seorang bayi perempuan mungil. Namanya "Graciela Anindhita Rana Wijaya".

Keceriaan dan tangisan bayi lucu kembali memenuhi keseharian kami.
Abi sebagai kakak belajar banyak dalam tugas sehari-hari dan membantuku menjaga Anin.

Selama 6 tahun kami tinggal di Bintaro.
Dan karena sebuah panggilan hati untuk pulang ke Jogja, kami menjual rumah Bintaro. 
Namun ternyata harus mampir dulu untuk tinggal di Jakarta Timur. Kami tinggal di apartemen GPS selama 2 tahun.

Kesempatan untuk belajar lebih banyak lagi rupanya.

Menjadi semakin mandiri dalam berbagai hal, baik untukku sendiri juga untuk abi sebagai anak yang bertumbuh di usia 7-9 tahun. Abi mendapatkan paparan bervariasi dalam perjalanan homeschoolernya. Sebuah keajaiban yang diberikan Tuhan ke Abi. 
Aji mendapatkan pekerjaan yang semakin memperdalam spiritualitasnya juga.


Akhirnya tahun 2018 tanda-tanda dari Sang Pencipta mengarahkan untuk kami pulang ke Jogja. Dan aku menamai kepulangan ini sebagai misi melayani. Dekat dengan orang tua yang sudah semakin perlu diperhatikan, dimana kami bisa melakukan itu di Jogja lebih banyak ketimbang sebelumnya.

Abi Anin kembali belajar menyesuaikan kondisi baru. Kesempatan belajar lebih lagi. Dan adaptasi itu diperlukan sebagai bekal kehidupan mereka di masa depan.

Saat ini sudah 3 tahun kami tinggal di Jogja.
Abimanyu 12 tahun sudah menghasilkan 25 lagu ciptaan, goresan gambarnya makin unik, yoganya makin baik, dan permainan pianonya semakin meningkat.
Anindhita 6 tahun sudah menghasilkan 3 buku cerita bergambar, bisa memainkan keyboard beberapa lagu, suka bercerita, bernyanyi dan menggambar.


So, this is what I am..
Me, a wife and mommy..
And I proud of it..
Thank you Lord..



   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BOOK: Day by Day with My Son

Motivasi Berserah Diri

Dua Guru Kecilku