Webinar#6 - Keseharian Homeschooling

Berbicara tentang keseharian dalam homeschooling pastinya kembali kepada tipikal setiap keluarga.
Menurutku, kalau sudah ada statement "kembali kepada masing-masing" pastinya tidak ada yang bisa dijadikan komparasi atau perbandingan ataupun dijadikan penilaian.
Apalagi di dalam keluarga ada beberapa kepribadian yang variatif dan sangat berbeda, baik dari Ibu, Bapak, dan Anak.

Maka, keseharian HS akan menunjukkan kegiatan yang beragam sesuai dengan kebiasaan keluarga tersebut ditambah dengan faktor usia anak.
Namun ada satu hal yang bisa dibilang sama-sama menjadi prioritas dalam menjalani proses HS ini, yaitu ke-NYAMAN-an.
NYAMAN dalam hubungannya antar orang tua dan anak, dalam berinteraksi setiap waktu, dll.
Sepertinya sudah ada beberapa penjelasannya di posting Webinar#5 di sini, Webinar#4 di sini dan juga bisa dilihat di posting Webinar#1-3.

Yang menjadi kelebihan dalam menjalankan HS adalah kita bisa customize (mengatur sesuai dengan) apa-apa saja yang kita anggap baik dan cocok untuk minat bakat dan kemampuan anak kita.
Tanpa harus mengikuti suatu pola dan materi tertentu yang mungkin akan memberatkan.
Memang, secara jadwal, anak sekolah formal akan lebih teratur sehingga lebih mudah memantau rutinitasnya dan lebih mudah mengukur keberhasilannya - yaitu dengan nilai.
Namun bagi kami sekarang ini, ukuran nilai bukan lagi menjadi kepentingan utama.
Justru bagaimana kita bisa mengajarkan juga memberi contoh untuk menghormati diri sendiri, menghargai orang lain, suba sita dan tepa slira, dan bagaimana hukum alam itu bekerja.
Sehingga segalanya akan lebih fleksibel.

Trus sama sekali bebas? tanpa ada arahan apapun?
Tentu tidak. Karena kita sendiri yang mengambil alih secara penuh proses pendidikan anak, maka kita juga yang merencanakan manajemen waktu dan materi, bisa juga bersama anak apabila sudah di atas 6 tahun.
Membentuk pola tetap diperlukan, hanya saja menurutku yang ditanamkan adalah kedisiplinan dan tanggung jawab sesuai kesepakatan yang mana melibatkan komunikasi/negosiasi. Kenapa jam A harus melakukan kegiatan A, bagaimana kalo tidak melakukan, apa efeknya ke dirinya sendiri atau mungkin ke orang lain, dsb.

 So, dalam menjalankan HS, yang perlu menjadi perhatian adalah:
• Manajemen Keluarga adalah interaksi antara anggota keluarga, pembagian tugas, dll
• Manajemen Sumber Belajar adalah pemilihan dan penyediaan materi belajar yang sesuai
• Manajemen Proses Belajar adalah penerapan proses belajar & evaluasi sesuai dengan tipikal anak
• Manajemen Waktu adalah perencanaan waktu sesuai prioritas tertulis dalam rencana besar keluarga

Keluarga kami sendiri sampai saat ini belum terlalu mempermasalah pola atau rutinitas ketat.
Masih santai-santai saja karena memang tipikal kami berdua pun santai.
Yang menjadi keutamaan kami tanamkan ke Abi adalah lebih pada life skill, kesadaran diri sendiri dan hubungannya dengan orang lain, beberapa contoh antara lain:
- memasukkan baju kotor ke keranjang dan membantu angkat jemuran dimasukkan ke kamar
- membantu menempatkan sendok bersih dari cucian setelah dicuci
- mandi sendiri dari mulai pakai sabun, keramas, sikat gigi, mengembalikan alat mandi ke tempatnya, mengembalikan ember dan gayung ke tempatnya, handukan sampai kering, mematikan lampu kamar mandi, keset baru masuk ke kamar
- makan sendiri dari mulai ambil piring, ambil lauk, ambil kursi, mulai berdoa dan makan, menjumput nasi yang jatuh ketika kurang pas memasukkan sendok ke mulut, dan meletakkan piring kotor ke tempat cucian
- bicara sopan dengan bahasa yang berbeda antara dengan teman dan dengan orang lebih tua
- menyapa orang lain dengan baik, berterimakasih, memohon maaf, dan mengucapkan permisi

Kemampuan atau sikap sederhana namun nyata dan membanggakan untuk kami berdua karena dilakukan Abi dengan sukacita. Keseharian kami pun sangat sederhana.


Keseharian ini yang biasa kami lakukan apabila tidak ada kegiatan luar, misalnya:
- Join kegiatan Klub OASE setiap Rabu di Cipinang
- Les electone setiap Sabtu di Yamaha Alam Sutera
- Ikut MamaPapa latihan paduan suara setiap Jumat di Blok M
- Ikut MamaPapa pas ada job nyanyi dimana saja
- Ikut Papa meeting di tempat baru (aku & abi jalan-jalan sendiri)
- Main ke rumah teman/saudara dimana saja
- Mengunjungi tempat yang belum pernah

Beberapa tips yang bisa jadi panduan untuk menjalankan HS selain dari yang sudah dibahas di atas dan di webinar sebelumnya adalah:
- melibatkan anak dalam kegiatan apapun yang sesuai kemampuannya
- ketika menjadi berantakan, kita tetap hadir menemani penyelesaian prosesnya tanpa mencacat
- pembagian tugas dan kelapangan dada yang baik antara suami istri
- orangtua bukanlah pelayan dan anak bukanlah raja
- mengatur kegiatan bersama sesuai hasil diskusi melibatkan komunikasi yang baik
- bersama membangun pola inti dengan perlahan bagi anak usia dini seperti bangun-mandi-makan, dll
- sediakan alat tulis dan craft juga box untuk tempat mainan dan ajarkan anak untuk tanggung jawab
- membuat rencana besar keluarga dan koridor/benang merahnya
- sepakati dengan anggota keluarga mana yang boleh dinegosiasikan mana yang tidak
- orangtua tetap mempunyai otoritas utama di dalam keluarga
- orangtua lah yang paling tahu karakter anak, maka amatilah dan kenalilah
- membuat checklist dan prioritas tertulis sehingga meringankan overload pikiran
- suami istri saling menghargai dan luangkan waktu bersama untuk ngobrol ttg anak dan keluarga
- orang tua banyak belajar dan mencari informasi juga sharing dengan pelaku HS
- sederhanakan target dan turunkan ekspektasi ketika overload/burnout

Hmmm.. apalagi ya..
Sepertinya jika semua points di atas ini bisa dilakukan dengan fun and enjoy, pasti akan berjalan dengan sendirinya..
Hopefully...we do so...

Untuk informasi lebih detil silakan mengunjungi website Rumah Inspirasi dan page di FB.
Semoga mencerahkan! :)

-Tuhan Memberkati-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tema Keluarga 2024

Otak Relax vs Pikiran Aktif

Berhasil itu Apa?