FESPER 2015 - Day2 (1)

Jam 6.00 pagi, sudah terdengar dari pengeras suara, pengumuman untuk melakukan kegiatan olah raga pagi. Sudah bangun? Oh sudah... Hanya saja, brrr... dingin sekali... xixixi...

Abi masih terlelap, sementara Anin sudah berkicau.
Di luar sudah terdengar suara teman-teman lain, ada yang siap mandi, ada yang bercanda dengan anak, ada yang masak untuk sarapan. Sibuk seseruan semua.

Jam 6.30 akhirnya beberapa peserta siap mengikuti senam pagi bersama kak Pras Oktav.
Ini senam model baru lho. Ada senam pinguin, mie bakso, SKJ, bebek, minang. 
Sampai tertawa ngakak-ngakak deh sambil senam. Tanpa terasa keringat bercucuran.
Semakin bercucuran ketika senam sambil gendong Anin.

Foto dari Grup FB FESPER2015

Di hari kedua ini orang tua diajak untuk banyak berbagi dan berdiskusi tentang homeschooling. 
Banyak praktisi HS pastinya baik senior maupun yang baru saja memulai, termasuk kami. Ada juga beberapa peserta yang sedang menjajaki dan ingin tahu seperti apa dan bagaimana sebenarnya homeschooling itu. 
Oya, FESPER 2015 ini seru lho pesertanya. Mereka yang bergabung mewakili hampir seluruh area Indonesia, seperti Payakumbuh, Bali, Semarang, Jogja, Surabaya, Jabodetabek, bahkan yang sempat berdomisili di luar negeri juga ada seperti dari Singapore, Oman, dan Amerika Serikat.

Tema Diskusi I : Apa Kendala HS dan Tips ber-HS.
Tema ini sangat cocok bagi para orang tua yang sedang ingin mengetahui lebih dalam apa itu HS dan bagaimana penerapannya dalam keseharian keluarga kita masing-masing.

Kendala HS biasanya mengerucut pada manajemen waktu dan materi/kurikulum.
Hampir di semua kelompok diskusi mengungkapkan hal yang sama tentang apa yang menjadi kendala dalam menjalankan HS.
Lucunya, sama sekali tidak ada poin "sosialisasi" dalam kendala HS ini. Nah!
Sepertinya sudah tercerahkan :P

Tips HS sangat beragam. Karena memang setiap keluarga memiliki caranya masing-masing dalam mencari kecocokan bentuk HS setiap harinya. Namun tetap, kekompakan orang tua (suami dan istri) memiliki porsi terbesar dalam membangun suasana HS yang ideal menurut keluarga tersebut.
Begitu orang tua kompak dan sepakat, maka komunikasi terhadap anak menjadi lancar pasti.
Bagi keluarga dengan anak balita, dengan kekompakan inilah bonding akan berkembang baik.
Dimana ketika usia anak balita, bondinglah yang utama dijalankan dalam keseharian.
Setelah itu, perjalanan HS pun akan mengalir mengikuti alur minat bakat anak yang terpancing oleh orang tua dan kemudian orang tua mendukung dengan pengarahan dan penyediaan fasilitas.

Dengan demikian, kendala tentang manajemen waktu ataupun materi/kurikulum semestinya dapat terpecahkan.
Misalnya, bonding yang terikat baik, makan anak balita akan nyaman bercerita apa saja. Sehingga ketika dia bertumbuh menjadi remaja, sudah terbiasa dengan arahan orang tua dan berdiskusi dengan orang tua untuk membuat kesepakatan-kesepakatan dalam melakukan tugasnya sehari-hari.
Dalam kesepakatan ini manajemen waktu dan materi pastilah akan terkuak dan terselesaikan.

Hmm.. ini analisaku sih ... Dan ini yang sedang kami lakukan terhadap Abi (6yo) dimana bonding, soft skill dan norma sosial (moral) adalah materi utama kami. Kegiatan hobi dan akademis menjadi bonus bagi kami jika Abi sudah sanggup menjalaninya saat ini.


Sementara orang tua serius berbagi dan menimba ilmu, anak-anak mempunyai pilihan kegiatan seperti Roket Air, Pengamatan Kebun Raya, Panahan, Kreasi menghias boneka dengan KayaKayu, Permainan Tradisional, dan Fun Soccer.
Sangat beragam kegiatan yang bisa dipilih anak-anak dengan range usia yang sangat lebar.
Foto-foto kegiatan dapat dilihat di Grup FB FESPER2015.
Sayang sekali, aku pun tak sempat mendokumentasikan kegiatan Abi. Pastinya Abi heboh kesana kemari entah mengikuti kegiatan mana saja hehehe...

Bahagia melihat mereka tertawa lepas.

Foto dari Grup FB FESPER2015
-berlanjut-

Tuhan Memberkati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BOOK: Day by Day with My Son

Motivasi Berserah Diri

Dua Guru Kecilku