Satu Tahun di Jogja

Tak terasa hampir satu tahun kami sekeluarga menetap di Kota Yogyakarta.
Penyesuaian demi penyesuaian terjadi dari hari ke hari.
Perkenalan dengan teman baru mulai diperkenankan oleh Tuhan Sang Pencipta.
Dan salur-menyalur berkat seolah menjadi tradisi.


Entah bagaimana awal mulanya, hingga kemudian kami ....
Menjadi pelatih paduan suara Dharma Wanita UGM.
Menjadi pelatih paduan suara di lingkungan Gereja dan kelompok lainnya.
Membantu menjalankan kembali sanggar musik sebagai teman belajar musik dan vokal.
Bergabung dengan Komunitas Pendopo, salah satu komunitas homeschooling di Jogja.
Menemukan teman baru yang senada dan seirama menambah gayengnya obrolan tentang kehidupan.
Satu demi satu pertanyaan mendapatkan jawaban.

Sementara itu ...
Anak-anak menikmati udara Jogja yang masih lebih tenang dibandingkan sebelumnya.
Menemukan banyak tempat yang masih hijau dan sungai yang masih jernih untuk diajak bermain.
Lebih sering mengunjungi dan bertemu Eyang mereka, menambah kelengkapan hati Eyang.
Pastinya bertemu teman baru juga di berbagai kegiatan mereka.
Beberapa kali tampil di acara komunitas dan tempat kegiatan mereka.


Bahagia semakin mendalam ketika dirasakan bahwa kerja sama keluarga sebagai tim lebih tereksplor.
Dari tugas rumah tangga sampai tugas yang menjadi tanggung jawab masing-masing, bisa saling mengisi dan berjalan dengan lancar.
Berkumpul bersama sebelum tidur dengan saling berbagi cerita atau membaca buku lebih sering terealisasi.
Bahkan jalan pagi bersama mengitari jalan-jalan desa di sekitar rumah menjadi agenda rutin berkala.

Jika dirunut kembali momen demi momen yang terjadi dalam satu tahun ini, menikmati yang sudah kami berikan dan kami terima ... tiada rasa lain yang muncul di hati selain rasa penuh syukur.


Ketika sudah menerima dengan pasrah, Tuhan akan bimbing.
Ketika sudah melepaskan keinginan, Tuhan akan tunjukkan.
Ketika sudah tenang dalam hati, Tuhan akan berikan.


Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BOOK: Day by Day with My Son

Motivasi Berserah Diri

Dua Guru Kecilku