Abi dan Anin

Rasanya belum terlalu lama ketika aku masih bisa fokus menemani Abi sambil menggendong Anin atau menyusui Anin.
Menginjak Tahun 2016, seolah diriku menjadi dua.
Di satu sisi aku perlu fokus menemani Abi yang kegiatannya sudah mulai agak mendalam.
Sementara di sisi lain Anin mulai perlu ditemani juga all day long.

Memang waktu berlalu sangat cepat ya.
Hingga saat ini masih berusaha membagi dengan baik menjadi dua, baik porsi lahir maupun batin ke Abi dan Anin.
Sangat salut dengan para sahabat yang memiliki anak lebih dari dua.

Menjelang 8 tahun usia Abimanyu, dengan tubuh yang besar alias bongsor seperti anak berusia 10 tahun, mulai menunjukkan kemandiriannya. Terutama dalam keseharian membantuku membereskan rumah, memasak, membantu membawa barang ketika berbelanja, dan membantu apa saja on the spot ketika hanya bertiga berpetualang.
Aku sangat bersyukur, Abi juga sabar menemani dan menjaga Anin ketika diperlukan.
Abi mengalah dan sangat mengerti ketika aku perlu fokus ke Anin lebih banyak di saat tertentu dan atau ketika aku perlu menjalankan kegiatanku. Terimakasih ya Mas.
Di usia 7 tahun akhir ini Abi mulai suka dengan kegiatan fisik. Entah itu olahraga multilateral, futsal, dance, kungfu, atau parkour. Menurut Abi kegiatan-kegiatan fisik itu sangat keren.
Ya! Abi sudah mulai mengenal dan selalu ingin menjadi anak yang cool. Lucu deh.
Abi menyatakan ingin meningkatkan kemampuannya di bidang-bidang tersebut di atas saat ini.
Baiklah, kami ikuti saja. Semoga membuahkan hasil baik.
Di bidang musik, Abi sudah bisa menciptakan beberapa lagu instrumen dengan keyboard. Akan lebih baik jika dimodifikasi dengan midi memang, sepertinya menjadi agenda tahun depan saja.Bidang otomotif sementara ini Abi masih meng-update pengetahuan tentang jenis mobil.
Sementara, game - code - typing - menulis - menggambar - narasi - read aloud - virtual travel saat ini seolah hanya mengikuti waktu kosong saja.
Aku mencoba mengikuti dulu saja kemana arah laku Abi.
Selain itu, Abi mulai mengungkapkan banyak pertanyaan mendalam seputar emosi manusia, norma sosial, hubungan antara manusia, ras suku dan agama. Memang sudah waktunya juga.
Waktu tepat mendisuksikan hal ini dengan Abi hanyalah di malam hari, ketika Anin sudah terlelap.
Dan kegiatan ini terkadang sebagai bedtime story kami ketika tidak membaca buku cerita alias si mama capek. Walaupun diskusi hal ini juga ternyata menguras energiku hehe..
Pemahaman tentang 4E mulai aku bagikan ke Abi. Bagaimana mencapai mimpi, apa saja yang perlu dilakukan mencapai mimpi baik secara teknis pengetahuan yang perlu dimiliki maupun secara psikologis body mind and spirit yang perlu diolah.
Menjelaskan ke Abi perlu menggunakan gambar, atau secara visual. Cara ini lebih memudahkan Abi untuk paham daripada hanya diucapkan.
Kami yakin setiap anak memiliki caranya sendiri untuk meningkatkan diri.


Menjelang 2 tahun usia Anindhita, memiliki tubuh yang tinggi diantara anak-anak seusianya namun lebih mungil jika dibandingkan Abi di usia yang sama.
Anin sudah makan apa saja yang kami makan dan masih menyusu ASI.
Walaupun saat mulai berjalan dulu agak lambat - sekitar 14 bulan jalan - perkembangan motorik Anin sangat cepat. Antara lain sudah bisa menuang air dari dispenser ke gelas, makan dengan sendok, lompat dan loncat, naik turun tangga, mengambil dan memasukkan benda kecil ke lubang, corat-coret, dan mandi.
Kemampuan berbicara Anin juga cepat. Hingga saat ini Anin sudah sangat banyak bicara dan mengerti ketika diajak bicara lalu menjawab. Mulai suka dan sering menyanyi sambil bergoyang menari, bahkan terkadang ikut berlatih dance bersama Abi.
Sudah mulai bisa mengatakan tidak suka dan memilih yang disukainya lalu mempertahankan keingingannya dengan menangis. Terkadang menangis dijadikan alat ampuh supaya terpenuhi.
Dan tingkah jahil mulai muncul di Anin. Hmm..
Peluru-peluru sabar sudah saatnya ditembakkan lebih sering sekarang.





















Sungguh banyak pelajaran yang Abi dan Anin berikan kepada kami berdua sebagai orangtua.
Namun kurasakan lebih dalam lagi untukku sebagai seorang ibu.
Di luar segala keisengan mereka sehari-hari, aku sungguh bersyukur mereka adalah anak-anak yang sangat mau mengerti dengan kondisi orangtuanya. Aku belajar banyak dari kesabaran mereka yang sebegitu besar.
Terimakasih Tuhan atas kesempatan menjadi orangtua mereka.

-Tuhan Memberkati-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BOOK: Day by Day with My Son

Motivasi Berserah Diri

Dua Guru Kecilku