Growing with Our Kid (1)
Growing with our kid is a part of parenting lesson that we should learn and apply in our daily routine... then.. What I know about Parenting?
Everybody knows that parenting thing is important in raising family especially our own children.. What I know is ... That we should learn "from nothing to something" - let say: Growing - to be a best parent, a wise home-educator, and a good friend for our children. And then... one day we realized that time goes by so quickly.
Kehidupan keluarga baru dengan anak satu atau dua, sebagai orang tua baru, kita pasti mengalami banyak sekali perubahan tanpa disadari. Menurutku perubahan yang terjadi itu pastinya mengarah kepada hal yang lebih baik, at least sesuai dengan pemikiran dan pemahaman kita pada saat itu. Karena kita tidak hanya memiliki title pasangan suami istri tetapi juga orang tua atau pendidik rumahan untuk anak kita dan demi keutuhan keluarga.
Banyak hal yang aku temukan dan pelajari selama berinteraksi dengan Abimanyu-ku .. hehe.. entah kenapa aku seneng banget dengan panggilan "Abimanyu-ku". Dan aku berterimakasih pada Sang Pemberi Hidup atas segala yang ada dalam hidupku, sehingga aku berkembang sampai dengan saat ini. Enough about me.. untuk sementara... :D
What I want to share is about my experience with Abimanyu-ku in our daily routine...
Misalnya, ketika ada pesta dan ada minuman bersoda Fanta Merah.
Abi: Mama itu apa merah2? aku mau minum juga...
Mama: Itu namanya Fanta Merah. Maaf ya mas, untuk saat ini Abi belum boleh minum Fanta.
Abi: Kenapa ga boleh Ma?
Mama: Karena di dalam minuman Fanta itu ada kandungan zat yang kurang baik untuk anak 3 tahun seperti Abi saat ini.
Abi: Berarti besok kalo uda besar boleh ya?
Mama: Iya. kalo sudah SD sudah boleh. tapi tetap ada batasnya, kalo kebanyakan juga kurang baik. Oke mas?
Biasanya dia akan mengatakan "Ya mama. Besok besar boleh ya" sambil manggut-manggut pertanda dia bisa mengerti saat itu.
Juga ketika kita harus berpisah sementara, mungkin ada acara atau hal apapun yang tidak memungkinkan untuk mengajak anak kita ikut. Jelaskan dengan bahasa yang sederhana dan jujur bahwa dia tidak bisa ikut dulu tapi nanti kalo sudah pulang bisa bermain bersama lagi. Hindari untuk berbohong dengan berkata "mama pergi sebentar (ternyata lama)", atau, "mama cuma mau beli permen di toko situ buat kakak (padahal tidak beli permen, bahkan ketika pulang juga tidak bawa apa2)", dll.
- Berusaha dalam mendapatkan sesuatu -
Sebisa mungkin tidak selalu memenuhi keinginannya untuk membeli barang atau mainan yang diinginkan si anak. Ajari anak kita untuk menabung dan kemudian membeli barang yang diinginkannya dengan uang hasil dia menabung. Misalnya:
Abi: Mama, aku mau beli mobil-mobilan itu (ketika di toko mainan)
Mama: Bulan ini mas abi uda beli mobil, jadi untuk beli mobil lagi kita harus menabung dulu sampai bulan depan. Maaf ya mas, belinya bulan depan.
Biasanya penjelasan seperti ini diterima oleh Abi dengan baik, kadang disertai dengan lambaian tangan "bye bye" pada mainan yang dia pengen. Hiks.. kasihan tapi sepertinya kita harus tega hehehee..
Bisa juga dengan sistem reward, anak akan dibelikan mainan atau dapat hadiah lain kalo melakukan apa yang sudah disepakati; salah satu contoh mengembalikan pada tempatnya atau merapikan barang-barang yang sudah selesai dipakai.
- Pegang Janji/Kata yang diucapkan -
Hal ini sering terjadi pada kedua orang tua yang bekerja, di saat si anak rewel tidak mau ditinggal. Biasanya kita akan bilang "nanti hari minggu kita jalan2 ya", atau, "nanti malam kita baca buku cerita ya", dsb. Please... Lakukan itu .. Pegang kata-kata yang kita ucapkan kepada si anak. Karena dengan begitu, anak pun akan mengerti bahwa ayah/ibu sayang dan perhatian dan memang mengalokasikan waktu untuk bersamanya di samping harus bekerja juga. Hal ini juga secara tidak langsung memberi contoh kepada anak untuk jujur/tidak berbohong.
- Belajar Konsisten -
Bisa dikatakan hampir sama dengan memegang kata-kata yang telah terucap dari mulut kita. Namun ini lebih pada kebiasaan sehari-hari dan sikap yang kita tunjukkan di depan si anak. Beberapa contohnya adalah:
*sebelum tidur gosok gigi - cuci kaki dan tangan - pipis, kita juga harus melakukannya
*disaat kita memberlakukan NO TV Time kepada anak, aturan itu pun berlaku juga untuk kita
*memberikan konsekuensi karena tidak menurut, hal ini tidak boleh terabaikan - apabila terabaikan (dalam arti tidak konsisten), maka si anak bisa jadi mengganggap sebagai gertakan
Lanjut besok yaaa...
maap ini matanya uda liyer-liyer hehehehe...
Tuhan Memberkati
Mama Abi
Everybody knows that parenting thing is important in raising family especially our own children.. What I know is ... That we should learn "from nothing to something" - let say: Growing - to be a best parent, a wise home-educator, and a good friend for our children. And then... one day we realized that time goes by so quickly.
Kehidupan keluarga baru dengan anak satu atau dua, sebagai orang tua baru, kita pasti mengalami banyak sekali perubahan tanpa disadari. Menurutku perubahan yang terjadi itu pastinya mengarah kepada hal yang lebih baik, at least sesuai dengan pemikiran dan pemahaman kita pada saat itu. Karena kita tidak hanya memiliki title pasangan suami istri tetapi juga orang tua atau pendidik rumahan untuk anak kita dan demi keutuhan keluarga.
Banyak hal yang aku temukan dan pelajari selama berinteraksi dengan Abimanyu-ku .. hehe.. entah kenapa aku seneng banget dengan panggilan "Abimanyu-ku". Dan aku berterimakasih pada Sang Pemberi Hidup atas segala yang ada dalam hidupku, sehingga aku berkembang sampai dengan saat ini. Enough about me.. untuk sementara... :D
What I want to share is about my experience with Abimanyu-ku in our daily routine...
- Be honest to your children - Jujurlah -
Meskipun usianya masih balita, anak berhak mendapatkan kejujuran dari apa yang boleh dan tidak boleh atau belum saatnya dia lakukan, kapan dia boleh melakukannya dan kapan tidak boleh, dan mengatakan kondisi yang ada pada saat2 tertentu.Misalnya, ketika ada pesta dan ada minuman bersoda Fanta Merah.
Abi: Mama itu apa merah2? aku mau minum juga...
Mama: Itu namanya Fanta Merah. Maaf ya mas, untuk saat ini Abi belum boleh minum Fanta.
Abi: Kenapa ga boleh Ma?
Mama: Karena di dalam minuman Fanta itu ada kandungan zat yang kurang baik untuk anak 3 tahun seperti Abi saat ini.
Abi: Berarti besok kalo uda besar boleh ya?
Mama: Iya. kalo sudah SD sudah boleh. tapi tetap ada batasnya, kalo kebanyakan juga kurang baik. Oke mas?
Biasanya dia akan mengatakan "Ya mama. Besok besar boleh ya" sambil manggut-manggut pertanda dia bisa mengerti saat itu.
Juga ketika kita harus berpisah sementara, mungkin ada acara atau hal apapun yang tidak memungkinkan untuk mengajak anak kita ikut. Jelaskan dengan bahasa yang sederhana dan jujur bahwa dia tidak bisa ikut dulu tapi nanti kalo sudah pulang bisa bermain bersama lagi. Hindari untuk berbohong dengan berkata "mama pergi sebentar (ternyata lama)", atau, "mama cuma mau beli permen di toko situ buat kakak (padahal tidak beli permen, bahkan ketika pulang juga tidak bawa apa2)", dll.
- Berusaha dalam mendapatkan sesuatu -
Sebisa mungkin tidak selalu memenuhi keinginannya untuk membeli barang atau mainan yang diinginkan si anak. Ajari anak kita untuk menabung dan kemudian membeli barang yang diinginkannya dengan uang hasil dia menabung. Misalnya:
Abi: Mama, aku mau beli mobil-mobilan itu (ketika di toko mainan)
Mama: Bulan ini mas abi uda beli mobil, jadi untuk beli mobil lagi kita harus menabung dulu sampai bulan depan. Maaf ya mas, belinya bulan depan.
Biasanya penjelasan seperti ini diterima oleh Abi dengan baik, kadang disertai dengan lambaian tangan "bye bye" pada mainan yang dia pengen. Hiks.. kasihan tapi sepertinya kita harus tega hehehee..
Bisa juga dengan sistem reward, anak akan dibelikan mainan atau dapat hadiah lain kalo melakukan apa yang sudah disepakati; salah satu contoh mengembalikan pada tempatnya atau merapikan barang-barang yang sudah selesai dipakai.
- Pegang Janji/Kata yang diucapkan -
Hal ini sering terjadi pada kedua orang tua yang bekerja, di saat si anak rewel tidak mau ditinggal. Biasanya kita akan bilang "nanti hari minggu kita jalan2 ya", atau, "nanti malam kita baca buku cerita ya", dsb. Please... Lakukan itu .. Pegang kata-kata yang kita ucapkan kepada si anak. Karena dengan begitu, anak pun akan mengerti bahwa ayah/ibu sayang dan perhatian dan memang mengalokasikan waktu untuk bersamanya di samping harus bekerja juga. Hal ini juga secara tidak langsung memberi contoh kepada anak untuk jujur/tidak berbohong.
- Belajar Konsisten -
Bisa dikatakan hampir sama dengan memegang kata-kata yang telah terucap dari mulut kita. Namun ini lebih pada kebiasaan sehari-hari dan sikap yang kita tunjukkan di depan si anak. Beberapa contohnya adalah:
*sebelum tidur gosok gigi - cuci kaki dan tangan - pipis, kita juga harus melakukannya
*disaat kita memberlakukan NO TV Time kepada anak, aturan itu pun berlaku juga untuk kita
*memberikan konsekuensi karena tidak menurut, hal ini tidak boleh terabaikan - apabila terabaikan (dalam arti tidak konsisten), maka si anak bisa jadi mengganggap sebagai gertakan
Lanjut besok yaaa...
maap ini matanya uda liyer-liyer hehehehe...
Tuhan Memberkati
Mama Abi
Komentar
Posting Komentar