Perjalanan Sebuah Pernikahan
Dalam kehidupan pernikahan, perbedaan pendapat pasti terjadi. Dan itu dialami setiap pasangan suami istri. Yang tadinya sendiri bebas, jadi berdua tapi satu atap. Dari yang bisa bertingkah sesukanya, jadi ada toleransi hidup bersama satu atap.
Hal ini kami alami juga. Menjelang usia pernikahan kami 16tahun, Bulan Juli 2023 nanti, kami kadang mulai bisa menertawakan kekonyolan kami ketika berbeda pendapat saat itu. Padahal pas terjadinya, wuah.. berasa dunia hancur. Ya kan?
Kami pun mulai mengambil poin-poin perjalanan pernikahan selama hampir 16tahun ini.
Di usia 0-5 tahun pernikahan
Perbedaan pendapat berujung dengan pertengkaran hebat, seputar: layout kamar seperti apa, lemari ditaruh dimana, baju kotor ditaruh di kasur, handuk basah tidak dijemur, kalo mau pergi bawa barang apa saja, mau makan dimana dan makan apa, antar jemput tidak sesuai kesepakatan, dan masih banyak lagi hal sepele yang bisa diselesaikan dengan simpel tapi malah jadi ribet.
Mode saling menyalahkan masih sangat kuat dan saling merasa yang paling benar. Komunikasi bertema kesepakatan di usia ini sangat penting kalo melihat perjalanan kami saat itu. Perlu sepakat mode mana yang mau dipilih, lalu dijalani bersama.
Di usia 6-10 tahun pernikahan
Perbedaan pendapat yang ada di 5tahun sebelumnya tidak lagi berakhir menjadi pertengkaran hebat (setidaknya hehe..). Muncul nilai dan konsep baru dari masing-masing pihak yang memantik perbedaan pendapat baru dan lebih crucial, karena ada unsur anak-anak di dalamnya. Ketika hidup bersama tidak lagi berdua, melainkan berempat, maka toleransi diarahkan untuk semakin lebar.
Anak-anak di masa yang sangat memerlukan perhatian baik secara fisik maupun psikis. Maka perdebatan mulai muncul seputar: kenapa lihat HP terus, kenapa pulang malam, kenapa tidak ada kabar sedang dimana, aku capek tolong mengerti, tolong sekali-kali gantian pegang anak, kenapa aku tidak diperhatikan, kenapa kamu tidak paham maksudku, kenapa diam aja, dan segala hal yang rasanya memancing emosi yang lebih dalam daripada sebelumnya.
Komunikasi yang sudah terbangun 5tahun pertama akan sangat membantu di masa 5tahun kedua ini. Dengan adanya komunikasi dalam segala hal dan kebiasaan untuk bersepakat sudah berjalan, pasti masing-masing pihak akan saling mengenal lebih dalam. Hal ini sangat memudahkan dalam mengambil sikap dan saling bercerita tanpa ada lagi -atau setidaknya jauh berkurang- rasa saling menyalahkan.
Di usia 11-15 tahun pernikahan
Ketika komunikasi di 10tahun sebelumnya berjalan, maka di masa ini mulai bergeser tema perbedaan pendapatnya. Pasti tetap ada perbedaan pendapat ya, karena dari dua orang yang hidup bersama selamanya dalam satu atap. Perbedaan pendapat menjadi lebih cenderung mengarah ke sebuah pertanyaan diskusi terbuka yang melibatkan dua pihak. Misalnya:
- - aku sebenarnya mau pergi ke salon tapi kamu ada acara ya? enaknya gimana?
- - aku perlu beli banyak kebutuhan, tapi kemarin kamu bilang ada prioritas lain, menurutmu gimana?
- - besok kita penuh agenda kelas masing-masing, tapi ada yang perlu dibantu, kalo kamu bantu pagi aku bantu sore gimana? atau kalo sebaliknya, berarti harus ada yang dirubah, enaknya gimana?
Semakin banyak berkomunikasi dalam hal apapun, semakin saling mengenal dan masing-masing pihak nyaman untuk menjadi diri sendiri dalam hidup bersama. Dengan begitu, akan semakin yakin dalam mengambil sikap personal maupun keputusan bersama yang pastinya suasana lahir batin terjaga dengan baik.
Semakin nyaman semakin bahagia.
Komentar
Posting Komentar