Mengenal Diri Lebih Dalam

Selama ini aku mengira telah mengenal diriku sedalamnya. 

Aku itu suka sekali dengan perencanaan yang detil, semua serba tertata rapi, kepastian sangat bisa dipegang secara nyata. Dengan begitu aku akan tahu apa yang harus dilakukan, printilan apa yang harus aku siapkan, berapa lama waktu yang dibutuhkan, apa yang akan dihadapi nantinya.

Tampaknya itu sangat positif ya. Aku sangat firm dalam melaksanakan setiap rencana bahkan dalam merencanakan sesuatu. Sisi negatifnya, aku sangat rigid. Aku kurang bisa menerima perubahan yang terjadi dan melenceng dari rencana yang sudah aku buat. Biasanya, dulu, aku butuh waktu lama untuk menyesuaikan dan emosi akan ikut bermain. Hehehe..



Setelah menikah, ternyata malah makin dipancing. Dipancing sama siapa lagi kalau bukan suami tersayangku, Aji. Aji adalah tipe yang santai dan tidak berencana sejak dulu (hingga sekarang). Penyesuaian hancur-hancuran pun dimulai. Haha.. perang nih ceritanya.

Kemudian lahirlah Abimanyu, anak kalem dengan tipe yang mirip dengan papanya. Dihadapkan 2 pria kesayangan inilah, aku mulai belajar banyak. Bahwa setiap rencana yang sudah dibuat, bisa saja berubah. Bahwa setiap perubahan yang terjadi itu ada tujuannya. Bahwa berubah itu tidak apa-apa.

Dan keluarga kami makin lengkap dengan hadirnya Anindhita. Kalau dengan Aji dan Abi, aku belajar bagaimana menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Sementara dengan Anin, aku diajak untuk belajar mengontrol emosiku saat perubahan yang tadinya aku merasa bisa menerima tapi dalam perjalanannya aku masih belum bisa menerima dengan hati yang tenang.

Di usia pernikahan aku dan Aji ke 14 (tahun 2022), kami menggali lagi dan lagi tentang siapa sebenarnya diri kita masing-masing ini dan bagaimana cara yang tepat untuk saling berinteraksi satu sama lain baik dalam keluarga maupun dengan orang lain. 

Aji lebih tepatnya yang banyak membaca literature dan menimba ilmu dari berbagai sumber lalu mengkonsepkannya. Ternyata diriku yang sebenarnya memang benar seorang perencana yang memiliki kekuatan koordinasi kuat dan didukung dengan intusisi yang kuat. Sebagai penyeimbangnya, aku musti kontrol (mendengarkan sensorku) apakah rencana yang sudah kubuat itu memang perlu segera dilakukan atau hanya ide yang muncul sekilas saja.

Masih banyak lagi kekagumanku terhadap Sang Pencipta yang sudah merencanakan semuanya bagi manusia. Bahwa manusia hanya tinggal mengikuti track yang sudah disiapkan, yang biasanya disebut sebagai jati dirinya. Dan sebagai orang tua, bertugas mengarahkan anak-anak untuk tetap on track.




 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BOOK: Day by Day with My Son

Motivasi Berserah Diri

Dua Guru Kecilku